Bunga ini posisinya diluar pintu gerbang sekolah,setiap hari dilihat oleh orang orang yang berada disekitarnya,sekilas kita perhatikan bunga ini tidak punya makna apa apa,selain sebagai hiasan untuk mempercantik keadaan sekitar..
sampai di suatu pagi yang cerah aku amati bunga ini perlahan lahan,terbesit dipikiran,,wahhhh ajaib dan luar biasa....
apa yang ajaib dan luar biasa?
prosesnya yang ajaib....''
di dalam kehidupan kita sering merasa kita punya keterbatasan yang membuat kita berhenti tuk berkarya dan berbuat,ada keterbatasan fisik,pengetahuan,kondisi ekonomi yang menghalangi kita tuk terbang lebih tinggi menuju puncak impian kita,tanpa kita mau mengikuti proses kehidupan yang seharusnya kita jalani,intinya kita harus setia menjalani proses kecil atau perkara perkara kecil dalam hidup,sehingga perkara besar kita peroleh,seperti bunga diatas yang awalnya tidak kelihatan apa apa,tetapi proses perkembangan secara perlahan lahan namun pasti,menghasilkan daun lebar dan indah...so mari kita asah bakat bakat terpendam dalam diri kita yang bisa membawa kita kepada kesuksesan..
aku ingat cerita tentang burung Rajawali yang malang.."
Ada sebuah kisah, suatu
ketika ada seorang suku Indian mengambil sebutir telur rajawali dari sarangnya Kemudian telur rajawali itu diletakkan bercampur
dengan telur-telur ayam yang sedang dierami.
Hingga singkat cerita, menetaslah telur rajawali itu bersamaan dengan telur ayam
lainnya.
Pada suatu hari, si
anak rajawali yang hidup bersama dengan anak-anak ayam itu sedang asyik mencari
makan tidak jauh dari kandangnya. Tiba-tiba,
1a melihat seekor burung rajawali yang nampak terbang tinggi di langit dengan gerakan
indah, santai dan bebasnya.
Karena pada dasarnya ia
adalah anak seekor burung rajawali, maka pandangan matanya pun tentu lebih
tajam daripada ayam, sehingga saat anak ayam lainnya sudah mencapai titik batas
penglihatan, ia masih mampu melihat bagaimana indahnya gerakan terbang melayang
si burung rajawali.
Ketika anak ayam yang
lain melihat apa yang sedang dilakukan si anak rajawali, langsung saja si anak
rajawali itu ditegur oleh ayam-ayam lainnya. “Hei, kamu jadi ayam tidak usah
macam-macam… Nikmati saja hidupmu sebagai ayam!”
Mendengar itu, ia langsung
sadar diri, bahwa dia hanyalah adalah seekor “ayam” yang hidupnya dengan
berjalan kaki, walaupun sesekali terbang, itupun tidaklah bisa mencapai jarak
yang jauh. Tidak mungkin ia dapat
terbang seperti layaknya burung rajawali.
Keesokan
harinya, ia kembali
melihat burung rajawali yang sama, terbang dengan gerakan-gerakan indah
dan bebas
jauh di langit di atas mereka. Saking
takjubnya, ia pun tanpa sadar berkata, “Betapa bebasnya mahluk itu,
kemanapun tempat
yang diinginkan dapat dicapai hanya dengan terbang,.. Aku ingin menjadi
burung rajawali. Seandainya saja aku bisa seperti burung itu,
pastilah aku bisa melihat apa-apa yang tidak bisa aku lihat, aku bisa
pergi
ketempat yang jauh tanpa perlu berjalan, terbang bebas diangkasa….”
Tiba-tiba, anak-anak
ayam lainnya tertawa mendengar apa yang secara tidak sadar diucapkan oleh si anak
rajawali. “Kamu ga sadar, yah? Kamu itu adalah seekor ayam.. Janganlah bermimpi tentang apa yang tidak
mungkin bisa kamu lakukan! Lebih baik hiduplah
apa adanya sebagai ayam, karena kamu adalah seekor ayam!!”
Demikianlah yang
terjadi pada anak rajawali itu. Setiap
ia mempunyai keinginan menjadi seperti seekor rajawali, selalu saja ditekan
oleh “saudara-saudara”nya. Lama
kelamaan, tekanan ayam-ayam itu membuatnya kehilangan apa yang seharusnya bisa
ia lakukan. Ia tidak pernah berani
mencoba untuk mengepakkan sayapnya lebih lebar.
Ia benar-benar merasa sebagai seekor anak ayam.
Ya, anak rajawali yang makan
sebagai anak ayam, berjalan sebagai anak ayam, tidur sebagai anak ayam, dan
akhirnya ia pun mati sebagai seekor anak ayam, padahal ia adalah seekor anak
rajawali.
setiap
kita sebenarnya mempunyai potensi untuk menjadi apa yang kita inginkan, menjadi
apa yang kita impikan, dan menjadi apapun yang sebenarnya juga mampu untuk kita
wujudkan. Tetapi terkadang, kondisi sekeliling
kita membuat kita kerdil sehingga melenyapkan mimpi-mimpi kita, apa yang
melekat pada kita membuat kita terikat, sehingga mimpi kita hanya “terpaku”
pada gelar pendidikan kita, doktrin yang kita terima membuat kita seperti
seekor katak dalam tempurung sehingga mematikan kreativitas kita.
Like this Yo........................
BalasHapusthanks you miss Maya.. :)
Hapus